█▓▒░
MUSEUM-MUSEUM DI DKI JAKARTA
DKI Jakarta, adalah ibukota negara yang
memiliki luas 662,3 km² ternyata memiliki lebih dari 50 museum yang
terletak di 5 kotamadya dan 1 kabupaten (Utara, Timur, Selatan, Barat,
Pusat, dan Kepulauan Seribu). Adapun museum-museum tersebut berdasarkan
wilayahnya antara lain :
MUSEUM DI JAKARTA PUSAT
1. Museum Sejarah Nasional atau Monumen Nasional

Museum
yang terletak di bawah Tugu Monumen Nasional ini menyajikan puluhan
diorama mengenai sejarah Indonesia, dari zaman pra-sejarah hingga Orde
Baru. Untuk memasuki museum ini harus melalu terowongan yang pintu
masuknya berada di bagian utara Lapangan Merdeka.
Lokasi : Tugu Monumen Nasional, Lapangan Merdeka Silang Monas, Kel. Gambir, Kec. Gambir, Jakarta Pusat.
Jam buka : Setiap Hari, Jam 08.00 – 15.00 (kecuali Senin terakhir tiap bulan).
Tarif masuk : Rp 2.500.
2. Monumen Proklamator

Monumen proklamator terletak di Jl.Pegangsaan Timur
no.56
Jakarta Pusat, dilokasi inilah pada tanggal 17 agustus 1945 dwitunggal
proklamator Bapak Ir.Sukarno membacakan naskah proklamasi kemerdekaan
bangsa Indonesia didampingi Bapak drs.Mohammad Hatta yang akhirnya
menjadi presiden dan wakil presiden pertama RI.ditempat inilah 66 tahun
lalu bendera kebangsaan Indonesia yang dijahit Ibu Fatmawati Soekarno
dikibarkan pertamakali.kawasan ini dulunya merupakan rumah tinggal Bapak
Ir.Sukarno bersama keluarga.sayangnya rumah bersejarah ini yang disebut
dengan Gedung Proklamasi sudah tidak ada lagi semenjak tahun
1960.akhirnya 17 Agustus 1980 Bapak Soeharto presiden RI ke-2 meresmikan
monumen soekarno-hatta membacakan naskah proklamasi. Monumen Proklamasi
terdiri dari 17 pilar tepat dibelakang patung proklamator yang
menggambarkan tanggal kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945 patung
Ir.Sukarno yang sedang membaca naskah proklamasi dan diseberangnya
patung Drs.mohammad hatta dan tepat di tengah-tengah mereka terdapat
tulisan naskah proklamasi diatas batu marmer hitam.
3. Museum Perumusan Naskah Proklamasi

Gedung
museum ini merupakan tempat naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia
dibuat. Museum ini menyajikan sejarah proses dibuatnya naskah
proklamasi, foto-foto tokoh yang hadir pada saat penyusunan proklamasi,
dan sejarah revolusi pada awal kemerdekaan.
Lokasi : Jl. Imam Bonjol, No.1, Kel. Menteng, Kec. Menteng, Jakarta Pusat.
Jam buka : Selasa – Kamis, Jam 08.00 – 16.00, Jumat Jam 08.00 – 11.00 & 13.00–16.00, Sabtu – Minggu, Jam 08.30 – 17.00.
Tarif masuk : Rp 2.000.
4. Museum Nasional atau Museum Gajah

Museum
ini dikenal dengan nama Museum Gajah karena terdapat patung gajah di
depan gedungnya. Museum ini merupakan museum dengan jumlah koleksi
terbesar di Indonesia, dan koleksinya juga sangat bervariasi seperti
arca, prasasti, perabotan, keramik, alat tradisional, perhiasan, kain,
peralatan zaman prasejarah, dan masih banyak lagi. Di museum ini juga
menyimpan peninggalan alat-alat kebesaran termasuk mahkota dari
kerajaan-kerajaan zaman dahulu di Indonesia.
Lokasi : Jl. Medan Merdeka Barat,
No.12, Kel. Gambir, Kec. Gambir, Jakarta Pusat.
Jam buka : Selasa – Kamis, Jam 08.30 – 16.00, Jumat Jam 08.30 – 11.30, Sabtu – Minggu, Jam 08.30 – 17.00.
Tarif masuk : Rp 5.000.
5. Museum Joang ‘45

Menempati
bangunan bersejarah bekas hotel yang dijadikan pusat kegiatan
kepemudaan pada tahun 1940-an, museum ini mengoleksi berbagai foto dan
diorama tentang perjuangan kemerdekaan, juga mengoleksi barang-barang
peninggalan pejuang, termasuk mobil dinas Presiden Soekarno dan Wakil
Presiden Mohammad Hatta.
Lokasi : Jl. Menteng Raya
No.31, Kel. Kebon Sirih, Kec. Menteng, Jakarta Pusat.
Jam buka : Selasa – Minggu, Jam 09.00 – 15.00.
Tarif masuk : Rp 2.000.
6. Museum Sumpah Pemuda

Bangunan
museum ini merupakan tempat berlangsungnya Kongres Pemuda II yang
menghasilkan Sumpah Pemuda pada 1928. Museum ini selain menyajikan
dokumentasi sejarah mengenai Sumpah Pemuda, juga peran dan kegiatan
kepemudaaan dalam sejarah Indonesia. Di museum ini pula tersimpan biola
milik W.R. Soepratman yang digunakannya saat memperkenalkan lagu
Indonesia Raya pertama kali.
Lokasi : Jl. Kramat Raya,
No.106, Kel. Kwitang, Kec. Senen, Jakarta Pusat
Jam buka : Selasa – Minggu, Jam 09.00 – 15.00.
Tarif masuk : Rp 2.000.
7. Museum Kebangkitan Nasional

Berada
di bangunan bekas sekolah kedokteran STOVIA yang dibangun pada 1899,
museum ini menyajikan sejarah, foto, dan diorama mengenai Kebangkitan
Nasional, serta patung dan foto tokoh-tokoh penting pada masa tersebut.
Di museum ini juga masih menyimpan alat-alat peninggalan STOVIA.
Lokasi : Jl. Dr. Abdul Rahman Saleh,
No.26, Kel. Senen, Kec. Senen, Jakarta Pusat, Telpon (021) 34830033, Fax (021) 3847975
Jam buka : Selasa – Jumat, Jam 08.30 – 15.00, Sabtu – Minggu, Jam 08.30 – 14.00.
Tarif masuk : Rp 2.000.
8. Museum Taman Prasasti

Berada
di depan Kantor Walikota Jakarta Pusat dan menempati areal bekas
pemakaman umum Belanda, museum berupa taman terbuka ini menyajikan
berbagai koleksi prasasti batu nisan dan patung dari zaman Belanda, yang
di antaranya terdapat nisan tokoh ternama di masa penjajahan dulu. Di
dalam museum ini tersimpan pula peti jenazah Bung Karno dan Bung Hatta.
Lokasi: Jl. Tanah Abang I, No.1, Kel. Petojo Selatan, Kec. Gambir, Jakarta Pusat.
Jam buka: Selasa – Minggu, Jam 09.00 – 15.00.
Tarif masuk : Rp 2.000.
9. Museum Mohammad Hoesni Thamrin

Menempati
bekas rumah milik Pahlawan Nasional M.H. Thamrin di sebuah jalan kecil,
tak jauh dari Pasar Kenari, museum ini menyajikan foto-foto dan sejarah
perjuangan M.H. Thamrin beserta barang-barang peninggalan beliau.
Museum ini juga memamerkan beberapa replika perabotan pada zaman ketika
M.H. Thamrin masih hidup, ditambah benda-benda kebudayaan Betawi.
Lokasi : Jl. Kenari II,
No.15, Kel. Kenari, Kec. Senen, Jakarta Pusat.
Jam buka : Selasa – Minggu, Jam 09.00 – 15.00.
Tarif masuk : Rp 2.000.
10. Museum Ahmad Yani “Sasmitaloka”

Museum
ini merupakan saksi bisu kekejaman G30S/PKI. Kediaman sekaligus tempat
dibunuhnya Pahlawan Revolusi Ahmad Yani. Peristiwa yang sudah menjadi
bagian dari sejarah di Indonesia dan menyimpan kisah tak terlupakan.
Lokasi : Jl. Lembang
No.58, Jakarta Pusat.
Jam buka : Selasa – Jumat, Jam 08.00 – 14.00.
11. Museum Jenderal Besar Dr. A.H. Nasution

Merupakan
bekas rumah pribadi A.H. Nasution, museum ini berisikan berbagai foto
dan peninggalan pribadi A.H. Nasution serta sejarah perjuangannya. Di
museum ini juga terdapat diorama peristiwa G30S/PKI yang terjadi di
rumah ini pada 1965.
Lokasi : Jl. Teuku Umar, Kel. Gondangdia, Kec. Menteng, Jakarta Pusat.
Jam buka : Senin – Jumat, Jam 08.00 – 14.00.
Tarif masuk : Gratis atau sumbangan sukarela.
12. Museum Adam Malik

Terletak di Jalan Diponegoro
No.29
Jakarta Pusat. Diresmikan tanggal 5 September 1985 (satu tahun setelah
Adam Malik wafat) oleh Ibu Tien Soeharto. Mulanya merupakan tempat
tinggal Mantan Wakil Presiden RI Adam Malik. Dalam rumah yang kini telah
dijadikan museum ini tersimpan berbagai benda bersejarah, terdiri dari
13 jenis koleksi yaitu lukisan, ikon Rusia, lukisan Cina, keramik,
buku-buku, senjata tradisional, patung batu dan perunggu, ukiran kayu,
batu permata, emas, tekstil, kristal, dan alat fotografi. Tapi kini
telah dijual sejak tahun 2006. Museum yang sebelumnya berisi 50 ribu
koleksi mantan wakil presiden tersebut itu dilego kepada pengusaha Hary
Tanoesoedibjo.
13. Museum Kehutanan ”Manggala Wanabhakti”

Berada
di dalam kompleks Gedung Manggala Wanabakti yang mayoritas kompleksnya
digunakan sebagai kantor Kementerian Kehutanan, museum yang tak jauh
dari Stasiun Palmerah ini mengoleksi artefak-artefak di bidang
kehutanan, seperti berbagai jenis kayu hasil hutan Indonesia, alat-alat
untuk mengambil dan mengangkut hasil hutan, hingga beberapa contoh
barang hasil hutan. Terdapat pula diorama beberapa jenis hutan di
Indonesia.
Lokasi : Jl. Jend. Gatot Subroto, Jakarta Pusat
14. Museum Rimbawan Pejuang

Museum
ini merupakan museum mini yang menempati satu ruangan kecil di dalam
Museum Kehutanan “Manggala Wanabakti”. Museum ini yang berisikan
foto-foto serta buku dokumentasi untuk mengenang para relawan hutan
alias Pasukan Wanara.
Lokasi : Kompleks Gedung Manggala Wanabakti, Blok VI, Jl. Gatot Subroto /
Jl.Gelora I, Kel. Gelora, Kec. Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Jam buka : Senin – Jumat, Jam 08.30 – 15.30.
Tarif masuk : Gratis.
15. Museum MPR / DPR / DPRD

Berada
di dalam Gedung MPR/DPR/DPD, museum ini menyajikan foto-foto sejarah
DPR sejak era Volksraad, maket kompleks Gedung MPR/DPR/DPD, meja dan
kursi yang digunaan DPR pada zaman dulu, dan lain-lain. Sayangnya museum
ini tidak dibuka untuk perorangan, namun hanya dibuka bagi tamu
rombongan yang mengadakan kunjungan ke Gedung MPR/DPR/DPD, dengan
perjanjian terlebih dahulu dengan pihak Humas Sekretariat DPR.
Lokasi : Gedung Nusantara, Kompleks Gedung MPR/DPR/DPD, Jl. Gatot Subroto, Kel. Gelora, Kec. Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Jam buka : Hanya dibuka jika ada kunjungan rombongan dengan perjanjian terlebih dahulu.
Tarif masuk : Gratis.
16. Museum Katedral

Menempati
lantai 2 Gereja Katedral, museum ini menyimpan koleksi sejarah
alat-alat peribadatan umat Katolik sejak zaman Belanda dan juga
barang-barang peninggalan para penyebar agama, termasuk barang
peninggalan Paus Paulus VI dan Paus Yohanes Paulus II, seperti tongkat
dan piala yang ia gunakan saat berkunjung ke Jakarta.
Lokasi : Gereja Katolik Katedral Santa Maria Pelindung Diangkat ke Surga, Jl. Katedral,
No.7B, Kel. Pasar Baru, Kec. Sawah Besar, Jakarta Pusat.
Jam buka : Senin, Rabu, dan Jumat, Jam 10.00 – 12.00.
Tarif masuk : Gratis atau sumbangan sukarela.
MUSEUM DI JAKARTA BARAT
1. Museum Sejarah Jakarta atau Museum Fatahillah

Merupakan
bekas kantor Gubernur Jenderal Belanda, museum yang dikenal dengan nama
Museum Fatahillah ini menyajikan sejarah dan budaya kota Jakarta,
mengoleksi replika prasasti zaman kerajaan, perabotan peninggalan zaman
Belanda, hingga benda kebudayaan Jakarta masa kini.
Lokasi : Jl. Taman Fatahillah, No.1, Kel. Pinangsia, Kec. Taman Sari, Jakarta Barat.
Jam buka : Selasa – Minggu, Jam 09.00 – 15.00.
Tarif masuk : Rp 2.000.
2. Museum Wayang

Berada
di dalam kawasan Kota Tua, tepatnya di sisi barat Taman Fatahillah,
museum ini mengoleksi berbagai jenis boneka wayang dan topeng yang
dikenal di Indonesia. Selain itu, puluhan boneka wayang dari mancanegara
juga ikut meramaikan koleksi museum wayang ini.
Lokas i: Jl. Pintu Besar Utara,
No.27, Kel. Pinangsia, Kec. Taman Sari, Jakarta Barat.
Jam buka : Selasa – Minggu, Jam 09.00 – 15.00.
Tarif masuk : Rp 2.000.
3. Museum Seni Rupa dan Keramik

Menempati
bangunan bersejarah yang dibangun pada tahun 1870, museum ini
mengoleksi berbagai jenis karya seni rupa seperti lukisan dan patung
karya seniman Indonesia ternama. Selain itu, museum ini juga mengoleksi
berbagai jenis keramik dari penjuru nusantara dan mancanegara, termasuk
juga keramik tua sejak zaman Majapahit.
Lokasi : Jl. Pos Kota No.2, Kel. Pinangsia, Kec. Taman Sari, Jakarta Barat.
Jam buka : Selasa – Minggu, Jam 09.00 – 15.00.
Tarif masuk : Rp 2.000.
4. Museum Bank Indonesia

Dikemas
secara modern, museum ini memaparkan sejarah Bank Indonesia dan sejarah
perbankan di Indonesia sejak zaman penjajahan dulu. Di museum ini juga
tersimpan koleksi seluruh uang kertas dan uang logam yang pernah
diterbitkan di Indonesia sejak zaman kemerdekaan, ditambah juga terdapat
koleksi berbagai mata uang asing.
Lokasi : Jl. Pintu Besar Utara, No.3, Kel. Pinangsia, Kec. Taman Sari, Jakarta Barat.
Jam buka : Selasa – Jumat, Jam 08.00 – 15.30, Sabtu – Minggu, Jam 08.00 – 16.00.
Tarif masuk : Gratis.
5. Museum Bank Mandiri

Menempati
gedung bekas perusahaan Belanda dan terletak tepat di seberang Stasiun
Kota, museum ini menyajikan secara lengkap sejarah Bank Mandiri dan
mengoleksi alat-alat yang berhubungan perbankan yang digunakan sejak
zaman dahulu hingga era 1990-an seperti kalkulator, mesin hitung uang,
sertifikat cek, mesin ATM, brankas, dan lain-lain.
Lokasi : Jl. Pintu Besar Utara, No.1, Kel. Pinangsia, Kec. Taman Sari, Jakarta Barat.
Jam buka : Selasa – Minggu, Jam 09.00 – 16.00.
Tarif masuk : Rp 2.000, gratis bagi pelajar dan nasabah Bank Mandiri.
6. Museum Gedung Arsip Nasional

Terletak
tak jauh dari Halte Trans Jakarta Mangga Besar, gedung ini dulunya
dijadikan tempat menyimpan arsip-arsip pemerintah sebelum dijadikan
museum. Museum ini menyimpan berbagai perabotan zaman Belanda dan
peta-peta zaman Belanda. Terdapat pula dokumentasi dan bekas peninggalan
gedung sebelum direnovasi. Ruangan atas museum ini, tempat perabotan
tersimpan biasanya terkunci, namun bisa dimasuki dengan izin penjaga
museum.
Lokasi : Jl. Gajah Mada,
No.111, Kel. Krukut, Kec. Taman Sari, Jakarta Barat.
Jam buka : Selasa – Minggu, Jam 09.00 – 17.00.
Tarif masuk : Gratis.
7. Museum Tekstil

Meskipun
terletak tak jauh dari Pasar Tanah Abang, museum ini seringkali luput
dari perhatian karena keberadaannya yang tidak mencolok. Sesuai namanya,
museum ini memamerkan koleksi berbagai jenis kain/tekstil dan juga
peralatan membuat kain. Masih dalam kompleks museum, terdapat galeri
khusus di bagian samping yang memamerkan berbagai jenis koleksi batik
dari berbagai daerah di Indonesia. Terdapat pula taman yang menanam
berbagai jenis tanaman yang dapat digunakan sebagai pewarna alami
tekstil.
Lokasi : Jl. KS Tubun
No.2-4, Kel. Kota Bambu, Kec. Palmerah, Jakarta Barat,
Telp.021-5606613.
Jam buka : Selasa – Minggu, Jam 09.00 – 15.00.
Tarif masuk : Rp 2.000.
8. Museum Tragedi 12 Mei

Museum
yang berada di kompleks Universitas Trisakti ini memamerkan foto-foto
peristiwa Tragedi 12 Mei 1998 serta beberapa barang peninggalan korban
tragedi tersebut. Museum ini biasanya ditutup, namun dapat dikunjungi
dengan mendatangi pihak Humas Universitas Trisakti yang berada di lantai
4, di gedung yang sama untuk dibukakan pintu museum.
Lokasi : Gedung Dr. Sjarif Thajeb (Gedung M) Universitas Trisakti, Jl.
Kyai Tapa / Jl. S. Parman, Kel. Tomang, Kec. Grogol Petamburan, Jakarta
Barat.
Jam buka : Senin – Jumat, Jam 08.00 – 15.00 (dengan menemui Humas Univ.Trisakti).
Tarif masuk : Gratis.
9. Bentara Budaya Jakarta

Didirikan
tahun 1985 dan diresmikan pada bulan September 1986. Instansi Pengelola
adalah PT. Kompas Media Nusantara, dengan status kepemilikan swasta.
Sejarah Berdirinya berawal dari pimpinan KKG (Kelompok Kompas Gramedia) yang
mengoleksi banyak benda seni, lukisan, keramik, patung dll. Setelah
banyak muncul ideuntuk membuat gedng khusus untuk menyimpan benda-benda
asset seni tersebut, ternyata tidak hanya untuk menyimpan benda tetapi
muncul ide untuk merangkut budaya dan seni yang ada dalam masyarakat dan
berlanjut dengan perkembangan acara seni dan budaya yang lebih luas.
Lokasi : Jl. Palmerah Selatan
No.17, Jakarta Barat, Telpon (021) 5483008 Ext. 7910-13
Jam Buka : Setiap Hari, Jam 08.00 – 17.00 (Kecuali Hari Besar / Libur)
Tarif masuk : Gratis
MUSEUM DI JAKARTA UTARA
1. Museum Bahari

Menempati
bangunan bekas gudang pada zaman Belanda, museum ini menyimpan ratusan
koleksi yang berhubungan tentang kelautan, seperti berbagai model perahu
/ kapal serta alat-alat pelayaran seperti, jangkar, navigasi, dan
lain-lain, hingga koleksi model ikan atau binatang laut.
Lokasi : Jl. Pasar Ikan, No.1, Kel. Penjaringan, Kec. Penjaringan, Jakarta Utara.
Jam buka : Selasa – Minggu, Jam 09.00 – 15.00.
Tarif masuk : Rp 2.000.
2. Museum Pulau Onrust

Bangunan
bekas merupakan rumah dokter ini merupakan satu-satunya bangunan di
Pulau Onrust yang masih berdiri utuh. Di museum ini disajikan sejarah
dan perkembangan Pulau Onrust, serta mengoleksi benda-benda arkeologi
seperti pecahan keramik, pecahan kaca, jangkar, dan berbagai peninggalan
Belanda lainnya.
Lokasi : Pulau Onrust, Kel. Pulau Untung Jawa, Kec. Kepulauan Seribu Selatan, Jakarta Utara.
Jam buka : Selasa – Minggu, Jam 09.00 – 15.00.
Tarif masuk : Rp 2.000.
MUSEUM DI JAKARTA SELATAN
1. Museum Satria Mandala

Diresmikan
pada 5 Oktober 1972. Menempati bekas rumah milik Ibu Fatmawati
Soekarno, museum ini menyajikan segala hal yang berbau TNI, terutama
Angkatan Darat, antara lain puluhan diorama sepak terjang TNI, ratusan
senjata, bintang tanda jasa dan pangkat, tokoh-tokoh dari TNI yang
berjasa, dan juga berbagai kendaraan tempur yang digunakan TNI.
Lokasi : Jl. Jend. Gatot Subroto
No.14, Kel. Kuningan Barat, Kec. Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Telpon 5227545, 5227946, 52251795.
Jam buka : Selasa – Minggu, Jam 09.00 – 14.00.
Tarif masuk : Rp 3.000.
2. Museum Waspada Purbawisesa

Menempati
satu gedung tersendiri namun masih merada di dalam kompleks Museum
Satria Mandala, museum ini menyajikan diorama tentang pemberontakan
Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII), dari pembentukannya hingga
penumpasannya, dan juga benda-benda peninggalannya.
Lokasi : Jl. Jend. Gatot Subroto
No.16, Kel. Kuningan Barat, Kec. Mampang Prapatan, Jakarta Selatan.
Jam buka : Selasa – Minggu, Jam 09.00 – 15.00.
Tarif masuk : Rp 3.000.
3. Museum Korps Marinir

Berada
tak jauh dari pusat perbelanjaan Mal Cilandak, museum ini menyajikan
segala hal mengenai Korps Marinir, seperti sejarah, peralatan kapal dan
kendaraan tempur, lambang-lambang termasuk panji-panji, foto dan
dokumentasi sepak terjang Korps Marinir, foto-foto tokoh Korps Marinir,
dan lain-lain.
Lokasi : Kompleks Brigade Infanteri-2 Marinir, Jl. Cilandak KKO Raya, Kel. Cilandak Timur, Kec. Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
Jam buka : Senin – Jumat, Jam 08.00 – 15.30.
Tarif masuk : Gratis.
4. Museum POLRI

Berada
dalam kompleks Mabes Polri, museum ini mengulas segalanya tentang
Kepolisian RI, mulai dari sejarah, para pemimpin, organisasi, koleksi
peralatan, hingga sepak terjang polisi dalam menjaga keamanan di bumi
Indonesia.
Lokasi : Jl. Trunojoyo, No.1, Kel. Selong, Kec. Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Jam buka : Selasa – Minggu, Jam 09.00 – 16.00.
Tarif masuk : Gratis.
5. Museum Basoeki Abdullah

Museum
ini merupakan bekas rumah pribadi milik Basoeki Abdullah, seorang
pelukis ternama. Museum ini menyimpan berbagai koleksi lukisan karya
Basoeki Abdullah, selain itu juga menyajikan kisah hidup serta
barang-barang pribadi peninggalan Basoeki Abdullah.
Lokasi : Jl. Keuangan Raya
No.19, Kel. Cilandak Barat, Kec. Cilandak, Jakarta Selatan.
Jam buka : Selasa – Kamis, Jam 08.30 – 15.30, Jumat, Jam 08.30 – 11.00, Sabtu – Minggu, Jam 08.30 – 12.00.
Tarif masuk : Rp.2.000.
6. Museum Harry Darsono

Museum
ini merupakan museum eksklusif milik pribadi perancang Harry Darsono.
Oleh karena itu, jangan kaget jika sang pemilik memasang tarif kunjungan
yang mahal. Di museum ini dipamerkan berbagai busana dan aksesoris
karya Harry Darsono. Berbeda pula dengan museum lainnya, museum ini
hanya dapat dikunjungi dengan membuat reservasi terlebih dahulu, dengan
pengunjung berupa rombongan minimal 12 orang dan maksimal 18 orang.
Lokasi : Jl. Cilandak Tengah, Kel. Cilandak Barat, Kec. Cilandak,
Jakarta Selatan, Telpon (021) 7668553, 7668554, E-mail.: hdc71@
cbn.net.id
Jam buka : Senin – Jumat, Jam 10.00 – 12.30 dan 14.00 – 16.30 (hanya dengan reservasi / perjanjian).
Tarif masuk : Rp 850.000.
7. Museum Al-Quran PTIQ

Museum
mini yang menempati salah satu ruangan di kampus PTIQ ini mengoleksi
berbagai jenis buku ataupun mushaf Al-Qur’an, terbentang dari abad ke-15
yang masih ditulis tangan hingga masa kini yang dicetak, termasuk
cetakan dengan huruf Braille. Bukan hanya dari nusantara, museum ini
juga mengoleksi Al-Qur’an dari berbagai negara, terutama dari kawasan
Timur Tengah.
Lokasi : Institut Perguruan Tinggi Ilmu Qur’an, Jl. Batan I (Jl. Lebak
Bulus Raya), Kel. Lebak Bulus, Kec. Cilandak, Jakarta Selatan.
Jam buka : Senin – Jumat, Jam 08.00 – 14.00.
Tarif masuk : Gratis.
8. Museum Reksa Artha

Dari
luar, museum yang berlokasi tak jauh dari Rumah Sakit Fatmawati ini
tampak seperti gudang tua. Di dalamnya, museum milik Perum Peruri ini
mengisahkan sejarah pencetakan Oeang Repoeblik Indonesia (ORI) dan
menyimpan mesin-mesin yang digunakan untuk mencetak uang pada zaman
dahulu, serta koleksi berbagai uang kertas yang pernah berlaku di
Indonesia sejak kemerdekaan hingga Orde Baru. Karena sangat sepi
pengunjung, museum ini seringkali ditutup. Untuk mengunjunginya, bisa
mencari penjaganya yang biasa ada di lapangan futsal tak jauh dari
museum, atau bisa dengan menghubungi / menelepon pemandu dari Perum
Peruri untuk membuat perjanjian kunjungan.
Lokasi : Jl. Lebak Bulus I, Kel. Cilandak Barat, Kec. Cilandak, Jakarta
Selatan. Telpon (021) 72159467, 72159468, atau 0813-80047889.
Jam buka : Selasa & Kamis, Jam 09.00 – 15.00.
Tarif masuk : Gratis atau sumbangan sukarela.
9. Museum Layang-Layang Indonesia

Museum
milik swasta ini mengoleksi ratusan jenis layang-layang dari berbagai
daerah di Indonesia hingga yang berasal dari mancanegara, dari
layang-layang tradisional hingga modern. Museum ini juga bisa mengajar
pegunjung membuat layang-layang. Di sisi lain museum ini, dipamerkan
pula alat dan pakaian tradisional koleksi pribadi pendiri museum ini.
Lokasi : Jl. H. Kamang, Kel. Pondok Labu, Kec. Cilandak, Jakarta Selatan.
Jam buka : Setiap hari, Jam 09.00 – 17.00.
Tarif masuk : Rp 10.000 (sudah termasuk menonton video, pemandu, dan membuat layang-layang).
13. Diorama Sejarah Perjalanan Bangsa

Indonesia
mempunyai berbagai macam sejarah di masa lampau. Seperti perjuangan di
era orde lama dan baru dan lainnya. Penggalan sejarah tersebut
didokumentasikan dalam bentuk arsip, buku dan masih banyak lagi bentuk
dokumentasinya. Apabila anda ingin mengetahui dan mempelajari arsip dan
dokumentasi tersebut secara jelas dan mendalam, anda bisa datang ke
Arsip Nasional Republik Indonesia atau yang dikenal dengan ANRI. Museum
ini sudah berdiri sejak tahun 1978.
Di museum ini terdapat perpustakaan. Buku-bukunya pun berbagai macam
pilihan. Seperti buku Politik, HAM, Sosiologi, Ensiklopedia, Geografi,
Kamus dan masih banyak jenis buku lainnya. Yang menarik, di museum ini
juga terdapat Diorama, yaitu patung-patung tentang tokoh perjuangan
bangsa Indonesia. Ruangan Diorama ini buka dari hari Senin – Jumat mulai
pukul 08.30-15.30. Anda dapat mengunjungi tanpa dikenakan biaya. Salah
satu contohnya adalah patung Presiden RI pertama Ir. Soekarno, Wakil
Presiden Moh. Hatta, dan juga tokoh pahlawan seperti Panglima Jendral
Sudirman.
Lokasi : Jl. Ampera Raya, Jakarta Selatan, Jakarta 12560
14. Yuz Museum

Museum
ini cukup unik karena terdapat di dalam pusat perbelanjaan. Selain itu,
museum milik swasta ini tidak mengoleksi barang, namun hanya memamerkan
secara temporer serta memberi pengetahuan akan karya-karya seni
(umumnya lukisan) dari para seniman internasional ternama. Biasanya,
setiap sesi pameran berlangsung selama 3–4 bulan dengan masa jeda antar
pameran (tutup) selama 1–2 bulan.
Lokasi : Darmawangsa Square, Jl. Darmawangsa VI / Jl. Darmawangsa IX, Kel. Pulo, Kec. Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Jam buka : Setiap hari, Jam 10.00 – 20.00 (tutup jika tidak ada pameran).
Tarif masuk : Gratis.
MUSEUM DI JAKARTA TIMUR
1. Museum Pengkhianatan PKI (Komunis)

Museum
ini berisikan puluhan diorama mengenai berbagai pemberontakan,
kejahatan, serta aksi-aksi yang dilakukan atau didalangi oleh Partai
Komunis Indonesia (PKI), hingga diorama tentang penumpasan PKI.
Lokasi : Kawasan Monumen Pancasila Sakti, Jl. Raya Pondok Gede, Kel. Lubang Buaya, Kec. Cipayung, Jakarta Timur.
2. Museum Paseban / Museum Diaroma (Monumen Pancasila Sakti)

Berada
di samping Museum Pengkhianatan PKI (Komunis), museum berisikan
beberapa diorama dan koleksi barang-barang pribadi peninggalan para
Pahlawan Revolusi, termasuk pakaian yang mereka kenakan (yang masih
terdapat noda darah) ketika diculik dan dibunuh.
Lokasi : Kawasan Monumen Pancasila Sakti, Jl. Raya Pondok Gede, Kel. Lubang Buaya, Kec. Cipayung, Jakarta Timur.
Jam buka : Setiap hari, Jam 08.00 – 16.00.
Tarif masuk : Rp 2.500.
3. Museum Pencak Silat

Museum
ini menyajikan informasi sejarah pencak silat beserta penyebarannya.
Museum ini juga mengoleksi senjata yang digunakan dalam pencak silat
seperti keris, tombak, parang dan lainnya.
Lokasi : Padepokan Pencak Silat Indonesia, Jl. Taman Mini 1, Kel. Pinang Ranti, Kec. Makasar, Jakarta Timur.
Jam buka : Senin – Jumat, Jam 09.00 – 15.00.
Tarif masuk : Gratis.
4. Museum Purna Bhakti Pertiwi

Diprakarsai
oleh Ibu Tien Soeharto, museum yang bangunannya berbentuk tumpeng, yang
terletak tepat sebelum pintu gerbang masuk utama TMII ini berisikan
berbagai koleksi cendera mata yang diterima Presiden Soeharto dari
berbagai pemimpin negara sahabat, juga koleksi sejarah perjuangan dan
pengabdian Soeharto bagi Indonesia seperti foto-foto dan bintang
penghargaan yang ia terima.
Lokasi : Jl. Pintu 1 TMII, Kel. Pinang Ranti, Kec. Makasar, Jakarta Timur.
Jam buka : Selasa – Minggu, Jam 09.00 – 16.00.
Tarif masuk : Rp 5.000.
Museum – Museum Yang Berada di Area
TAMAN MINI INDONESIA INDAH, Jakarta Timur
Kawasan Taman Mini “Indonesia Indah”
Taman Mini “Indonesia Indah” (TMII) merupakan kawasan wisata edukasi
sekaligus rekreasi yang dibangun atas prakarsa Ibu Tien Soeharto.
Sebagai wahana edukasi, terdapat belasan museum yang dibangun di dalam
kawasan ini. Berikut di bawah ini ialah museum-museum yang berada di
kawasan TMII.
Lokasi : Kel. Setu, Kec. Cipayung, Jakarta Timur.
Jam buka : Setiap hari, Jam 07.00 – 19.00.
Tarif masuk : Rp 9.000.
a. Museum Indonesia

Dengan
bangunan berasitektur khas Bali, museum ini menyajikan ragam budaya
Indonesia dari Sabang sampai Merauke, berupa pakaian adat, alat musik,
upacara adat, dan lain-lain.
Jam buka : Selasa – Minggu, Jam 09.00 – 17.00.
Tarif masuk : Rp 5.000.
b. Museum Keprajuritan Indonesia

Dengan
bangunan berbentuk benteng, museum ini menyajikan berbagai diorama
perang dalam sejarah Indonesia dalam melawan VOC atau Belanda. Museum
ini juga menyajikan replika panji-panji, senjata, dan juga pakaian
prajurit pada zaman dahulu.
Jam buka : Selasa – Minggu, Jam 09.00 – 16.00.
Tarif masuk : Rp 2.500.
c. Museum Pusaka

Berlokasi
di sisi selatan TMII, museum dengan hiasan atap berupa keris ini
mengoleksi berbagai jenis benda pusaka yang umumnya berbentuk senjata,
seperti keris, pedang, dan tombak.
Jam buka : Selasa – Minggu, Jam 09.00 – 16.00.
Tarif masuk : Rp 5.000.
d. Museum Istiqlal

Berada
tepat sebelum pintu keluar di gerbang utama TMII, museum ini mengoleksi
berbagai mushaf Al-Qur’an dari berbagai daerah dan berbagai zaman. Di
museum ini juga disajikan berbagai benda-benda budaya dan kerajinan
tradisional yang bernapaskan Islam.
Jam buka : Setiap hari, Jam 09.00 – 16.00.
Tarif masuk : Gratis.
e. Museum Telekomunikasi

Museum
yang didirikan oleh Menteri Pariwisata, Pos, dan Telekomunikasi Soesilo
Soedarman ini menyajikan sejarah dan perkembangan alat-alat
telekomunikasi, dari alat telekomunikasi tradisional seperti pentungan,
kemudian telepon, hingga sistem satelit.
Jam buka : Selasa – Minggu, Jam 08.00 – 16.00.
Tarif masuk : Rp 2.000.
f. Museum Penerangan

Terletak
di sisi utara TMII, dekat dengan Pintu 2, museum yang berbentuk bintang
ini mengoleksi barang-barang mengenai sejarah penerangan, seperti foto,
media massa, alat cetak, kamera, televisi, dan radio pada zaman dahulu.
Museum ini juga menyajikan diorama yang menggambarkan kegiatan
penerangan hingga ke pelosok desa.
Jam buka : Setiap hari, Jam 08.00 – 16.00.
Tarif masuk : Gratis.
g. Museum Transportasi

Museum
milik Kementerian Perhubungan ini menyajikan sejarah perkembangan
alat-alat transportasi, serta memamerkan berbagai jenis alat
transportasi, dari alat transportasi tradisional hingga yang modern,
baik di darat, laut, maupun udara. Di antara koleksinya, terdapat kereta
api kepresidenan yang digunakan Presiden Soekarno dahulu.
Jam buka : Selasa – Minggu, Jam 09.00 – 16.00.
Tarif masuk : Rp 2.000.
h. Museum Listrik dan Energi Baru

Dengan
desain bangunan berbentuk struktur atom, museum gagasan Menteri
Pertambangan dan Energi Ginandjar Kartasasmita ini menyajikan sejarah
perkembangan serta berbagai peragaan yang berhubungan dengan
ketenagalistrikan dan energi baru, seperti replika reaktor nuklir, maket
pembangkit listrik, dan lain-lain.
Jam buka : Setiap hari, Jam 08.00 – 16.00.
Tarif masuk : Rp 5.000.
i. Museum Minyak dan Gas Bumi, “Graha Widya Patra”

Museum
ini terletak di ujung timur TMII dengan bangunan menyerupai tangki
minyak. Museum ini menyajikan sejarah industri perminyakan, proses
terbentuknya minyak dan gas bumi, hingga proses dan teknologi eksplorasi
dan pemanfaatan hasil minyak dan gas bumi.
Jam buka : Selasa – Minggu, Jam 09.00 – 16.00.
Tarif masuk : Rp 2.000.
j. Museum Perangko Indonesia

Berada
di samping Museum Komodo, museum gagasan Ibu Tien Soeharto ini
mengoleksi berbagai jenis prangko yang pernah diterbitkan di Indonesia
dan juga prangko terbitan luar negeri. Museum ini juga menyajikan
tentang sejarah prangko, kegiatan filateli, proses pembuatan prangko,
dan lain-lain.
Jam buka : Selasa – Minggu, Jam 09.00 – 16.00.
Tarif masuk : Rp 2.000.
k. Museum Olah Raga Nasional

Museum
yang gedungnya berbentuk bola ini memamerkan segala hal tentang sejarah
dan perkembangan olahraga di Indonesia, termasuk pula benda-benda yang
digunakan dalam berbagai olahraga, baik yang tradisional maupun yang
modern.
Jam buka : Selasa – Minggu, Jam 09.00 – 16.00.
Tarif masuk : Rp 2.000.
l. Museum Taman Anggrek

Tempatnya
yang strategis di sebelah Tamini Square di kawasan Jakarta Timur
membuat Anda tak akan kesulitan menuju kesini. Untuk tiket masuk, Anda
cukup membayar Rp. 1.000 saja per orang. Begitu murah bukan? Lahan
parkirnya pun cukup luas. Begitu masuk, Anda akan menemukan berbagai
jenis anggrek di halaman depan dalam gedung. Museum ini buka tiap hari
dari jam 08.00-15.00 WIB. Museum Taman Anggrek Indonesia Permai ini
telah diresmikan tanggal 20 April 1993. Ada 20-an penjual bunga Anggrek
disini. Rata-rata mereka berjualan di kavling yang halamannya cukup
luas.
m. Museum Serangga dan Taman Kupu

Terletak
di samping Taman Akuarium Air Tawar, museum ini mengoleksi ratusan
jenis serangga yang telah diawetkan, dari nyamuk hingga berbagai jenis
kumbang.
Jam buka : Setiap hari, Jam 09.00 – 17.00.
Tarif masuk : Rp 15.000 (karcis Taman Akuarium Air Tawar dan Museum Serangga dan Taman Kupu dijual satu paket,)
n. Museum Taman Akuarium Air Tawar

Museum
ini merupakan museum mini yang terletak di dalam Taman Akuarium Air
Tawar. Di dalam museum ini terdapat beberapa spesies ikan yang
diawetkan, juga terdapat beberapa jenis ikan hidup yang memiliki cacat
fisik sehingga berbentuk unik.
o. Museum Fauna Indonesia “Komodo” dan Taman Reptilia

Dengan
bangunan menyerupai bentuk komodo, museum ini memiliki koleksi replika
berbagai jenis fauna dari berbagai habitat yang ada di Indonesia,
seperti harimau, beruang, kerbau, berbagai jenis burung, dan lain-lain.
Replika-replika tersebut disajikan sesuai ukuran asli fauna
bersangkutan.
Jam buka : Selasa – Minggu, Jam 09.00 – 16.00.
Tarif masuk : Rp 10.000 (satu paket dengan Taman Reptilia).
p. Museum Asmat

Museum
ini agak terpencil dibandingkan museum lain di TMII karena lokasinya
yang berada di ujung dalam kawasan Taman Bunga Keong Emas, sehingga
sering luput dari perhatian pengunjung. Museum ini mengoleksi berbagai
kebudayaan dari Suku Asmat di Papua, seperti pakaian adat, kerajinan
tangan, alat musik, alat upacara, dan sebagainya.
Jam buka : Setiap hari, Jam 08.00 – 16.00.
Tarif masuk : Rp 5.000 (satu paket dengan Taman Bunga Keong Emas).
q. Museum Timor Timur

Dahulunya,
museum dengan bentuk rumah adat Timor Timur ini dibangun sebagai
anjungan daerah. Namun seiring kemerdekaan Timor-Leste, status anjungan
daerah pun berubah menjadi museum. Dalam museum ini disimpan berbagai
kebudayaan khas Timor Timur seperti pakaian adat, hasil seni, alat-alat
tradisional, foto, dan lain-lain. Pintu museum ini seringkali dikunci
karena sepinya pengunjung, namun tetap bisa dikunjungi dengan meminta
penjaga museum yang berada tak jauh dari bangunan utamanya untuk
membukakan pintunya.
Jam buka : Selasa – Minggu, Jam 09.00 – 16.00.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar