Cyber

Cyber
Cyber

Jumat, 08 Agustus 2014

Cara Cepat dan Mudah Menghitung Subnetting Kelas B


Postingan ini adalah lanjutan dari postingan cara cepat dan mudah menghitung Ip Addres kelas C di postingan kemarin sudah di jelaskan bagaimana cara menghitung ip address dengan cepat perlu di ingat kembali, di kelas B kita juga mesti ingat 3 prefix kemarin yaitu /24, /28, dan /30 :D untuk menghitung kelas B ini caranya sama, bedanya karena ini kelas B sehingga menggunakan oktet 3 dan 4. Prefix kelas B adalah Prefix yang mempunyai angka lebih kecil dari /24.
Contoh kasus Ip 10.20.30.40 /20  tentukan Netmasknya, Total Ip, Network, dan Broadcast mari kita menghitung lagi :)
Karena ini adalah ip kelas B maka Hostnya yang nanti jadi acuan buat perhitungan adalah 30, jadi cara menghitungnya adalah /20 + 8 sehingga 20 + 8 = /28 *angka 8 didapat dari oktet ke 4 yang berjumlah 8
Jadi  /28 total ip nya adalah 16 yaitu (0-15) maksudnya ip address 10.20.0.0 – 10.20.15.255 karena di kasus tersebut ip hostnya adalah 30 yaitu 10.20.30.40 sehingga tidak termasuk dalam range ip (0-15) untuk mengetahui 30 termasuk dalam range ip yang mana, coba di urutkan aja yaitu (0-15)(16-31) *31 didapat dari 16 + 15 = 31 dan ketemu 30 berada di range (16-31), metode mengurutkan ini juga bisa digunakan untuk mencari range Ip address.
Cuman, misalkan ip hostnya 10.20.200.30, masa iya mau ngurutin sampe ketemu range 200 kan ya cape :v sehingga biar gak cape menggukan cara kemarin yang sudah di jelasin 200 dibagi total ip nya yaitu 16 dan hasilnya dikali 16 juga sehingga 200 : 16 = 12,5 genapin jadi 12 x 16 = 192, 192+15 = 207 (192-207) sehingga host 200 terdapat di range ip (192-207).
Dah lanjut lagi ke kasus 30 hehe J oiya jangan lupa karena ini kelas B bukan berati total ip nya 16 ya, yang benar adalah 16 x 256 = 4096 jadi /20 mempunyai jumlah total ip 4096
TOTAL IP    4096
Network     10.20.16.0
IP Awal     10.20.16.1
IP Akhir    10.20.31.254
Broadcast   10.20.31.255
Netmask     256-16 = 255.255.240.0
Masih bingung ??? ini masih kelas B loh belum ke kelas A, klo masih bingung bacanya pelan-pelan ya hehe kesimpulannya adalah konsep cara perhitungan subneting kelas B sama dengan kelas C bedanya karena kelas B menggunakna Oktet ke 3 dan 4 jadi cara menghitungnya adalah Prefix kelas B ditambah dengan 8, Ok cukup sekian klo mau mahir menghitung Subnetting coba deh buat 20 soal tentang subnetting terus di kerjain sendiri atau kasihkan teman mu terus kerjain bareng-bareng so, kita bisa karena biasa. Semoga Berguna Terima Kasih salam :)

Cara Cepat dan Mudah Menghitung Subnetting Kelas C

Ada banyak jalan menuju Roma. Yak, ada banyak cara untuk menghitung subnetting hehe apaan sih :v Di dunia Networking hal yang mesti wajib di kuasi salah satunya adalah menghitung subnetting, mungkin yang pernah belajar subnetting sebelumnya masih ingat dengan rumus ini 2x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada oktet terakhir, dan  2y – 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada oktet terakhir subnet.
Ya itu tadi adalah rumus yang pertama saya gunakan untuk menghitung subnetting *cara lama, yang kedua adalah rumus mengguakan prefix sebagai contoh 192.168.1.52 /28 yuk mari kita menghitung untuk mendapatkan Subnetmask, Jumlah Subnet, Jumlah Host per Subnet, Network Address, dan Broadcast Addrres .
Prefix /28 itu adalah banyaknya binari 1 jadi 1111111.1111111.1111111.11110000 dan merupakan kelas C untuk mencari Netmask nya berapa dapat menggukankan tabel berikut :
128
64
32
16
8
4
2
1
1
1
1
1
0
0
0
0
128+64+32+16 = 240 jadi subnetmasknya adalah 255.255.255.240
Sekarang kita mencari jumlah Subnet dan Hostnya yaitu menggunakn rumus di atas tadi
24 = 16
24 - 2 = 16 – 2 = 14 host
Lanjut kita mencari Network Address dan Broadcast Address
256-240 = 16
16 + 16 = 32
32 + 16 = 48
48 + 16 = 64
dan seterusnya hingga hasil dari penjumlahanya 256
Network 192.168.1.0 192.168.1.16 192.168.1.32 192.168.1.48
IP Awal 192.168.1.1 192.168.1.17 192.168.1.33 192.168.1.49
IP Akhir 192.168.1.14 192.168.1.30 192.168.1.46 192.168.1.62
Broadcast 192.168.1.15 192.168.1.31 192.168.1.47 192.168.1.63
Ip Address di contoh kasus diatas adalah 192.168.1.52 /28 sehingga, Network Addresnya adalah 192.168.1.48 dan Broadcast Address nya adalah 192.168.1.63
Yang barusan kita hitung tadi adalah cara lama menghitung Subnetting :D
Ok sekarang kita lanjut cara menghitung Subnetting yang sekarang saya gunakan*cara baru, masih menggunakan contoh kasus yang di atas namun menggunakan cara yang sedikit berbeda. Hal pertama yang mesti kita ingat adalah /24 memiliki total IP address sebanyak 256, /28 memiliki total IP address sebanyak 16, dan /30 memiliki total IP address sebanyak 4.
Nilai CIDR
TOTAL IP
/24
256
/25
128
/26
64
/27
32
/28
16
/29
8
/30
4
Kenapa yang mesti di ingat harus 3 prefix ? ya biar mudah aja, cuman klo ingat semua lebih bagus sih J misalkan ada kasus klo prefix /27 total ip nya berapa sih ? ya karena udah hafal /28 total ip nya 16 ya tinggal di tambahin aja 16+16 =32 jadi /27 itu total ipnya 32, terus klo ada kasus lagi misalkan /25 total ip nya berapa sih ? ya tinggal di bagi 2 aja karena udah hafal /24 itu total ipnya 256 ya tinggal di bagi 256 : 2 = 128 jadi /25 total ip nya adalah 128. Mudah kan :)
Kita lanjut study kaksus eh kasus Ip Address 192.168.1.52 /28 tentukan Netmasknya, Total Ip, Network, dan Broadcast mari kita manghitung lagi :)
Prefix /28 mempunyai jumlah total ip 16 yaitu (0-15) maksudnya ip address 192.168.1.0 – 192.168.1.15  karena di kasus tersebut ip hostnya adalah 52 yaitu 192.168.1.52 sehingga tidak termasuk dalam range ip (0-15) untuk mengetahui 52 termasuk dalam range ip yang mana, caranya adalah 52 di bagi total ip nya yaitu 16 dan hasilnya dikalikan 16 juga sehingga 52 : 16 = 3,25 karena hasilnya koma di genepin aja jadi 3, jadi 3 x 16 = 48 jadi 48 + 15 = 63 sehingga host 52 termasuk dalam range ip (48-63).
TOTAL IP = 16
Network =       192.168.1.48
Ip pertama =   192.168.1.49
Ip Akhir =         192.168.1.62
Broadcast =      192.168.1.63
Netmasknya = 255.255.255.240
di dapat dari 256-16 = 240
Kesimpulan menghitung subnetting menggunakan kedua metode diatas sama-sama mempunyai akurasi hasil yang sama, namun untuk efesiensi waktu dalam perhitungan metode yang baru jelas lebih cepat daripada metode yang lama dan tidak lagi harus menghitung pagar maksudnya 1111111.1111111.1111111.1111000 mirip tiang pagar :p cara baru ini didapat ketika saya mengikuti training di IDN Thank’s buat Pak Dedi yang udah share ilmu nya kemarin semoga berkah dan semoga postingan ini bermanfaat. Jika belum jelas bisa kontak saya hehe :D salam.

Rabu, 30 Juli 2014

PEMOGRAMAN BERORENTASI OBYEK DENGAN AOD-NETBEANS 7.4

Langkah-langkahnya Sebagai Berikut ini,...!!!

Pertama-tama kita buka Aplikasi AOD- Netbeans IDE 7.4 Maka akan Terlihat seperti gambar dibawah ini!



Dan seperti ini !



Polymorphism mempunyai makna sesuatu yang memiliki banyak bentuk,yaitu memiliki nama sama,tetapi memiliki kelakuan (behaviour) yang berbeda.



Perhatikan gambar diagram diatas !
Class Bentuk yang merupakan class induk (superclas) dari class Lingkaran,Elips dan Segitiga mempunyai Method gambar() dan hapus(). Class-class anak (subclass) juga mempunyai method gambar() dan hapus(). Meskipun keempat class tersebut mempunyai nama method yang sama, tetapi isi (source code/yang dilakukan/output) masing-masing methd tersebut berbeda.
Jika kita menginginkan sebuah objek yang dapat memanggil setiap method (yaitu method gambar & hapus), maka gunakanlah teknik  Polymorphism. Polymorphism hanya berlaku pada method dan tidak berlaku untuk atribut.
Untuk mendapatkan operasi polymorphism dari suatu method, maka method tersebut haruslah merupakan method yang ada di class induk (lihat diagram diatas bahwa method gambar () dan hapus (), selain terdapat di class-class turunan class Bentuk,juga terdapat di class Bentuk).
Berikut ini implementasi Polymorphism dengan menggunakan Netbeans :

1. Buka Netbeans Source Peackage --> Java Peackage




2. Diisikan Bentuk atau disesuaikan dengan Class kita masing-masing.



 3. Klik kanan pada bentuk --> Java Main Class



4. Diisikan Bentuk atau disesuaikan dengan Class kita masing-masing.



5. Kemudian diisi Class Bentuk sesuaikan dengan tanda kotak merah di gambar dibawah ini.



6. Kemudian buat Class Lingkaran seperti cara no. 3. kemudian diisi Class Lingkaran tersebut    sesuaikan dengan tanda kotak merah di gambar dibawah ini.




7. Kemudian buat Class Elips seperti cara no. 3. kemudian diisi Class Elips tersebut sesuaikan dengan tanda kotak merah di gambar dibawah ini.




 8. Kemudian buat Class Segitiga seperti cara no. 3. kemudian diisi Class Segitiga tersebut sesuaikan dengan tanda kotak merah di gambar dibawah ini.



 Berikut ini adalah class yang mengimplimentasikan teknik polymorphism :

9. Kemudian buat RandomBentuk seperti cara no. 3. kemudian diisi RandomBentuk tersebut sesuaikan dengan tanda kotak merah di gambar dibawah ini.



 10. Kemudian buat Latihan3a seperti cara no. 3. kemudian diisi Latihan3a tersebut sesuaikan dengan tanda kotak merah di gambar dibawah ini.



Pada Class Latihan3a terdapat variabel/objek bangun yang bertipe class bentuk. Maka dapat kita katakan bahwa variabel abngun dapat berperan sebagai Lingkaran, Elips atau Segitiga. Hal ini didasarkan bahwa pada kenyataannya stiap objek dari class Induk (superclass) dapat berperan sebagai class-class turunannya.

11. Kemudian kita Runfile pada Project Latihan3a



12. Hasilnya sebagai barikut :

Dari Hasil ini Berarti aplikasi ini berjalan dengan Baik dan Berhasil menjalankannya dengan baik bagi anda ingin Mencoba Silahkan,...
Terimakasih Mohon Bimbingan,.....